LATIHAN KONDISI FISIK
Pengertian Latihan. Secara sederhana latihan dapat
dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh
kondisi fisik dengan proses yang sistematis dan berulang-ulang dengan kian hari
kian bertambah jumlah beban, waktu atau intensitasnya.
Latihan adalah suatu proses yang
sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan
peningkatan beban.
Berbagai
macam bentuk latihan / olah raga yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
kesegaran jasmani. Seperti :
Senam, berenang, bersepeda, berjalan atau lari dan
lain-lain. Salah satu macam latihan yang kita gunakan adalah latihan lari atau
berjalan yang dewasa ini amat populer dengan istilah aerobic. Aerobic artinya
adalah hidup dengan udara ( oksigen) Karena latihannya mudah, murah dan
manfaatnya bagi tubuh amat besar. Tetapi seperti dijelaskan diatas bahwa unsur
kesegaran ini ada beberapa macam. Pada latihan lari unsur yang paling menonjol
dilatih adalah Enndurance pada jantung dan paru-paru. Untuk mencapai tingkat
kesegaran menyeluruh ( Totalfitness ) maka perlu juga diberikan latihan-latihan
seperti : Pull Ups, Push Ups, Sit Ups, Squat-thrush, Vertical Jump atau bila
memungkinkan latihan dengan alat dalam bentuk Circuit-training.
1. Hakikat Latihan Kondisi Fisik
Selain
berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan
program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang
olahraga. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar
dari kemungkinan cedera yang biasanya Bering terjadi jika seseorang melakukan
kerja fisik yang berat.
Kurangnya
daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, dan kelincahan merupakan
penyebab utama timbulnya cedera olahraga. Hal ini disebabkan program latihan
kondisi fisik yangdilakukan seseorang ticlak sempurna sebelum dia terjun
mengikuti pertandingan atau melaksanakan kegiatan fisik yang lebih berat.
Dengan
efisien clan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani
adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi)
terhadap, pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan
sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Program
latihan kondisi fisik perlu direncanakan secara sistematis. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses
latihan kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian
hari meningkat beban latihannya, akan meningkatkan kebugaran jasmani. Hal ini
akan menyebabkan seseorang kian terampil, kuat clan efisien dalam gerakannya.
Para ahli
olahraga berpendapat, bahwa seorang atlet yang mengikuti program latihan
kondisi fisik secara intensif selama 6 – 8 minggu sebelum musim pertandingan,
akan memiliki kekuatan, kelentukan, dan daya tahan yang jauh lebih baik selama
musim pertandingan. Perkembangan kondisi fisik yang terbaik juga membantu
seorang atlet untuk mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam usaha mencapai
prestasi setinggi-tingginya.
2. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik Cabang Olahraga
Berkenaan
dengan pembinaan kondisi fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani, kita perlu
mengenal beberapa unsur-unsur kesegaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur
kesegaran jasmani tersebut antara lain: kekuatan, kecepatan, daya tahan otot
jantung clan paru-paru, kelincahan, daya ledak (power) clan kelentukan.
Pada buku Pendidikan
Jasmani jilid 1 clan 2 telah dipaparkan mengenai unsur-unsur kebugaran
jasmani tersebut. Pada buku Pendidikan Jasmani jilid 3 ini akan
dipaparkan mengenai salah satu latihan kondisi fisik cabang olahraga sepak
bola. Untuk cabang-cabang olahraga yang lainnya akan dijabarkan dalam bentuk
tabel. Sepak bola merupakan permainan yang memakan waktu selama 2 x 45 menit.
Selama waktu satu setengah jam itu, pemain dituntut untuk senantiasa bergerak.
Bukan hanya
sekedar bergerak,namun dalam gerak tersebut masih harus melakukan berbagai
gerak fisik lainnya seperti: berlarlsambil menggiring bola, berlari
kemudian harus berhenti tiba-tiba, berlari sambil berbelok 90-. bahkan 180°,
melompat, meluncur (sliding) beradu badan (body charge), bahkan
terkadang berlanggar dengan pemain lawan dalam kecepatan tinggi. Untuk itu
diperlukan pengetahuan tentang kondisi fisik, unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya, Berta cara melatih masing-masing unsur tersebut untuk membina
kualitas fisik sesuai tuntutan permainan sepak bola.Unsur-unsur kondisi fisik
merupakan kualitas fisik yang menentukan untuk pencapaian hasil dalam olahraga.
Unsur-unsur ini tidak dapat dilihat sebagai komponen yang terpisah-pisah.
A. Tujuan
latihan kondisi fisik
Tujuan pokok dari latihan adalah
prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet.
Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan sebagai berikut :
- Pembentukan kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan dikembangkan meliputi.
- Kekuatan (stregth)
- Kecepatan (speed)
- Daya tahan (endorance)
- Kelincahan (agelity)
- Kelentukan (flexibility)
- Kecepatan (accurancy)
- Keseimbangan dan koordinasi
- Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
- Pembentukan Taktik (Tactical Builp Up)
- Pembentukan Mental (Mental Build Up)
- Pembentukan Kematangan Juara
A.
Latihan Pembentukan Kondisi Fisik
Ada 4 bentuk latihan untuk pmbentiukan fisik atlet yaitu :
n Meningkatkan potensi atlet dan
mengembangkan kemampuan biomotor ke standar paling tinggi
n Kemampuan fisik sangat labil berubah
menurun, dipengaruhi oleh banyak variabel lain yang menyebabkan turunnya
kemampuan fisik yang telah diperoleh dari hasil latihan
n Latihan harus dilakukan dengan
teratur, ajeg, terus menerus tanpa berselang dengan beban yang tepat sesuai
dengan rencana latihan
n Seluruh kegiatan latihan harus
direncanakan dan disusun dalam suatu program latihan, baik jangka pendek,
menengah dan jangka panjang.
B.
Urutan Latihan Pembentukan Fisik
Urutan latihan pembentukan fisik dibagi 3 yaitu Pembentukan
fisik umum, Pembentukan fisik khusus, dan program latihan yaitu :
1. Latihan
pembentukan fisik umum
Ø Memperhatikan kekhususan olahraga
Ø Meningkatkan kapasitas kerja atlet
Ø Dititik beratkan pada potensi fisik
Ø Sasaran yang harus dicapai dalam
program latihan persiapan fisik umum ini adalah kesegaran jasmani
2. Latihan
pembentukan fisik khusus
Ø Ditujukan kearah otot-otot yang
terlibat secara langsung aktif menyebabkan gerakan
Ø Mengembangkan otot-otot sinergis dan
otot-otot yang bekerjasama dengan penggerak utama untuk melakukan aktivitas
gerak
Ø Dipilih pola teknik dan struktur
gerak yang menyerupai gerakan yang ada dalam olahraga
Ø Latihan khusus dengan gerakan yang menyerupai sangat menguntungkan
untuk teknik atlet dan untuk memperbaiki fisik.
3. Program
latihan
a.
Program Latihan Lari
Latihan lari
sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paruparu, dan
kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa
berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan
daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.
b.
Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk
latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus
mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk
memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.
c.
Program Latihan Gabungan
Model atau
sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku,
gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan
ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain
sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil
menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam
permainan bulutangkis, di samping memberikan prioritas pada pembinaan
aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan
atlet.
d. Latihan Pemanasan
Banyak
pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan
pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar
akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme
peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk
kerja berat selanjutnya. Di samping itu, sangat penting untuk menghindari
terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya. Pada
umumnya latihan pemanasan berbentuk:
a.
Lari jarak
pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari
maju dan ke samping.
b. Melakukan
gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha belakang, depan,
lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
c.
Kualitas
peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan
pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak,
yang dapat menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.
e.
Latihan Pendinginan
Latihan ini
dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar
bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku.
Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang,
khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, ping-gang,
punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus
dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar,
C. Latihan Kondisi Fisik
C. Latihan Kondisi Fisik
Latihan Kondisi Fisik Pemain Sepak
Bola (General Physical Conditioning)
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Latihan kondisi fisik adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar.
Program latihan yang dilakukan untuk melatih kondisi
fisik umum pemain sepak bola antara lain sebagai berikut.
1. Latihan daya ledak
(Explosive power)
Bentuk-bentuk latihan daya ledak
adalah sebagai berikut:
a) Melompat
dengan dua kaki (double leg bound)
b) Melompat dengan
satu kaki secara bergantian
c) Lompat
Jongkok
2. Latihan
kekuatan (Strength training)
Dalam olahraga, kekuatan digunakan
dalam berbagai bentuk antara lain:
a.
Bergeraknya
tubuh. olahragawan (berlari, melompat, berenang dan sebagainya),
b.
Menggerakkan
benda atau alas lain: tolak peluru, bola, angkat besi, dayung dan sebagainya. Dan
c.
Melawan dan
mengatasi kekuatan otot lawan: judo, gulat dan sebagainya.
Bentuk
latihan kekuatan dengan berbagai kombinasi kekuatan yang dikenal dengan circuit
training, yaitu urutan latihan dengan satu macam kegiatan di setiap pos
antara 4 — 12 pos. Dalam hal ini pada setiap pos dilatih otot/sekelompok otot
tertentu. Selain mudah dilakukan, circuit training tidak memerlukan
alas-alas yang rumit, juga menarik dan tidak membosankan karena bervariasi.
3. Latihan kecepatan (Speed training)
Latihan
kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk latihan lari dan
sekaligus dengan latihan reaksi. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam
latihan kecepatan antara lain sebagai berikut. Perlu diingat bahwa untuk lebih
efektifnya latihan kecepatan tersebut, perlu rangsanganrangsanganlstimulus
luar seperti: tanda dengan tepukan Langan, bunyi peluit, atau suara sebagai
komando untuk mulai yang sekaligus juga melatih reaksi pemain.
4. Latihan daya tahan (Endurance
training)
Daya tahan
adalah kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama tanpa
mengalami kelelahan. Banyak kegiatan dalam membina daya tahan yang dapat
dilakukan, antara lain: lari jarak jauh, latihan aerobik 12 menit, lari lintas
alam (cross country), fartlek, dan interval nterval training.
a. Latihan
aerobik
Latihan
aerobik dengan waktu yang ditentukan selama 12 menit, berusaha untuk mencapai
jarak sejauh mungkin. Dalam proses latihan, semakin hari harus dapat menempuh
jarak yang semakin jauh untuk menemukan tingkat kebugaran jasmani dengan hasil
yang dicapai
b. Latihan cross country
Latihan cross
country atau lari lintas alam memang umum dilakukan. Biasanya dilakukan
sebagai selingan dari latihan-latihan daya tahan lainnya. Latihan ini terutama
sekali dilakukan dalam periode persiapan.
c. Latihan fartlek
Prinsip
latihan fartlek adalah berlari dengan berbagai variasi. Artinya dapat mengatur
kecepatan lari yang diinginkan selama melakukan latihan tersebut sesuai dengan
keinginan dan sesuai pula dengan kondisi/kemampuan atlet. Sebagai contoh dapat
dimulai latihan dengan lari lambat-lambat, kemudian dilanjutkan dengan lari
cepat pada jarak-jarak pendek secara intensif.
d. Interval
training
Interval
training adalah bentuk latihan daya tahan dengan berlari pada jarak tertentu dengan
waktu tertentu, dengan masa pemulihan (recovery) di antara pengulangan jarak
tersebut.
Ada dua bentuk dalam mengembangkan kelentukan antara
lain:
(1) Peregangan dinamis dan
(2) peregangan statis.
a. Peregangan dinamis
Peregangan dimanis dilakukan dengan
menggerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama atau dengan
memantul-mantulkannya (bouncing), sehingga otot-otot teregang dan
terulur. Contoh peregangan dinamis adalah sebagai berikut. Duduk telunjur
dengan kedua kaki lurus, usahakan untuk mencapai Ujung jari kaki dengan
jari-jari tangan, sambil melakukan gerakan merengut pinggang.
b. Peregangan
statis
peregangan ini dilkukan dengan
menegangkan tubuh atau anggota tubuh dan mempertahankan sikap tersebut tanpa
bergerak untuk beberapa saat pada latihan fisik.
D. Ciri-ciri
Latihan
1. Intensity : merupakan
ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
a. Jumlah bebas dalam latihan kekuatan.
b. Kecepatan dalam hari pada jarak yang telah ditentukan.
c. Jarak dalam latihan lempar.
d. Tinggi dalam latihan lompat dsb.
Apabila kita
dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita
menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity dapat
dibedakan :
100 % atas lebih (110%) – super
maximal
100% penuh – maxsimal
80% s/d 99% – sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law
(rendah)
2. Volume : jumlah
beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
3. Duration : lamanya
waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang
dipergunakan untuk istirahat.
4. Frequency : beberpa
kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam
kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen
latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang dilakukan
setiap set atau elemen latihan disebut : density.
5. Ritme : merupakan
irama dari latihan, misalnya : berat dan ringannya suatu latihan atau tinggi
rendahnya latihan.
E. Unsur-unsur kesegaran jasmani
Unsur dasar dari kesegaran jasmani ( kondisi fisik )
adalah :
a.
Power ( Daya / tenaga )
Adalah
kemampuan mengeluarkan kekuatan / tenaga maksimal dalam waktu yang tercepat.
Seseorang yang mempunyai tenaga yang besar
1) Mempunyai
kekuatan otot ( Muscular Strength ) yang besar.
2) Mempunyai
kecakapan untuk memadukan kekuatan dan kecepatan.
3) Mempunyai
kecepatan yang tinggi.
b. Strength ( Kekuatan ) Adalah suatu kemampuan dalam menggunakan daya atau
kekuatan yang eksplosifterhadap suatu obyek ( mendorong, menekan / mengangkat /
menarik ).
c.
Speed ( Kecepatan ) Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan
yang sama dengan baik, dalam waktu yang tersingkat.
d. Endurance ( Daya tahan ) Kemampuan alat tubuh dalam melakukan pekerjaan yang
berat dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama.
e.
Balance ( Keseimbangan ) Kemampuan seseorang untuk mengontrol kerjanya alat
tubuh yang bersifat neuromuscular ( meniti balok, dsb ).
f.
Agility ( Kelincahan ) Adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan
arah gerakan tubuhnya.
g. Coordination ( Koordinasi ) Adalah kemampuan seseorang untuk
merangkaikan ( membulatkan ) bermacam-macam gerakan sedemikian rupa sehingga
merupakan gerakan yang bertautan.
h. Accuracy ( Ketelitian / Ketepatan ) Adalah kemampuan seseorang untuk
menguasai gerakan yang terkontrol terhadap suatu sasaran ( menembak, menusuk ).
i.
Flekxibility ( Kelentukan ) Adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas jasmaniah dengan gerakan sendi-sendi yang luas dan tidak
kaku.
F. Pengaturan Makanan Pada Atlet Dan Latihan Pembentukan
Mental Atlet
a.
Pengaturan Makanan Pada Atlet
Makanan yang
memenuhi gizi seimbang memegang peranan penting untuk atlet yang ingin
berprestasi maksimal dalam suatu pertandingan. Bahkan dengan kombinasi yang
baik dari bakat atlet serta teknik latihan dan pelatih terbaik, makanan yang
tidak memenuhi syarat dan gizi tidak seimbang tidak mungkin berprestasi secara
maksimal.
Makanan
dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung jumlah kalori dengan
proporsi sebagai berikut:
60 – 70% karbohidrat;
10 – 15% protein;
20 – 25% lemak, serta;
cukup vitamin, mineral dan air.
Dalam pembinaan prestasi dikenal periodisasi
penyelengggaraan latihan sebagai berikut:
1. Periode persiapan pertandingan;
2. Periode pertandingan;
3. Periode pemulihan/transisi.
Periode Persiapan
Pertandiangan
Sebelum
mulai dengan latihan, atlet harus berada dalam kondisi fisik yang baik. Oleh
karena itu atlet dikembangkan fisiknya agar siap menghadapi latihan berat dan
intensif. Pada periode persiapan, program-program latihan disusun dalam jadwal
latihan harian sesuai dengan “peak” [puncak prestasi] yang diharapkan.
Pada periode
ini penyediaan makanan harus benar-benar dapat memenuhi kuantitas dan kualitas
gizi yang baik yaitu jumlah energi dan komposisi gizi seimbang, karena pada
masa ini status gizi dan kesehatan atlet harus berada dalam kondisi yang baik.
Atlet
dikondisikan pada pola makan yang baik. Waktu makan utama dan makan selingan
dibuat jadwal yang sesuai dengan jadwal latihan agar tidak mengganggu latihan.
Jadwal waktu makan yang sudah disepakati harus ditaati oleh semua pihak yang
terlibat. Pola makan 5-6 kali sehari dengan 3 kali waktu makan utama disertai
selingan bisa digunakan oleh atlet selama di pelatnas.
Periode
Pertandingan
Memasuki
tahap pertandingan baik kondisi fisik dan mental sudah mencapai kondisi yang
sebaik-baiknya. Pada masa pertandingan, seluruh aktifitas atlet difokuskan pada
kegiatan pertandingan yang tahapnya dapat berlangsung satu hari sampai kegiatan
beberapa hari berturut-turut.
Periode
Pemulihan Atlet
Pada periode
ini atlet harus tetap mempersiapkan kondisi fisik secara prima dengan
latihan-latihan yang sesuai. Pengaturan makanan pada periode pemulihan
ditujukan untuk mempertahanakan status gizi. Makanan harus tetap memenuhi gizi
seimbang [“well balance diet”]. Jumlah masukan makanan harus disesuaikan dengan
aktifitas sehari-hari.
Makanan yang
dikonsumsi atlet harus tetap mengikuti pola makan seperti di pemusatan latihan.
Pola makan 5 – 6 kali sehari dengan tiga kali waktu makan utama dan jadwal
waktu makan yang tepat harus tetap dijalankan oleh atlet di tempatnya
masing-masing. Pemantauan status gizi secara rutin harus tetap dilaksanakan
terutama untuk mengontrol berat badan. Atlet harus melakukan penimbangan badan
setiap hari untuk mengetahui keadaan berat badan.
Periode
pemulihan termasuk waktu diantara 2 pertandingan misalnya pukul 08.00 pagi
atlet mengikuti renang 50 m gaya bebas, kemudian pada pukul 10.00 mengikuti
renang 100 m gaya kupu-kupu.
b. Latihan Pembentukan Mental Atlet
Mental seseorang tergantung dari
beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain falsafah agama, kehidupan
keluarga dan lingkungan, pendidikan, falsafah negara dan lainnya Tujuan
pembentukan mental secara umum adalah membentuk watak sebagai dasar kehidupan
pribadi, sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai anggota masyarakat
Secara khusus, bertujuan membentuk olahragawan yang tidak hanya memiliki
kemampuan fisik, teknik dan taktik, tetapi juga memiliki kedewasaan dan
kualitas mental yang tinggi untuk memperoleh kemenangan dalam pertandingan dan
mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Semoga Bermamfaat, Shukran
Jazakallah Khairan@
DAFTAR PUSTAKA
Karyono, 2006. Sang Juara Harus
Dicetak. Majalah Psikologi Plus, Edisi Juli 2006.
Nasution, Y. (2007) Latihan Mental Bagi Atlet
Dangsina
Moeloek., (1994). Dasar Fisiologi Kesegaran Jasmani dan Latihan Fisik. Kumpulan
Makalah.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djoko P.I. (2000). Panduan
Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman). Yogyakarta: Lukman
Offset.
M. Sajoto.
(1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
---------------Pate RR. Mc.,
Clengham B., Rotella R., (1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatiha, (Scientific
Macmillan
Company of Australia PTY LTD, 107 Moray Street. Sadoso
Sudharno Sastropanular., (1997). Tes
Sederhana untuk Mengukur Kapasitas Aerob.
--------------Sukimah Sri. Kebutuhan gizi
atlet. Universitas Indonesia--------------------
-----------------Sukimah
Sri. Penilaian status gizi atlet. Universitas Indonesia----------------
0 Response to "LATIHAN KONDISI FISIK "
Posting Komentar